beberapa tahun yang lalu, aku dan teman-temanku mengunjungi Edisto 
Island guna menjelajahi gereja tua Presbyterian, kami semua telah 
mendengar tentang kisah Julia Legare, dan kami berniat mencaritahu 
apakah tempat tersebut benar-benar angker. 
 saat aku sedang 
melihat-lihat didalam kuil, teman-temanku mengusiliku, mereka menutup 
pintu batu besar dibelakangku dan membiarkanku terkurung sendirian 
didalam. 
 aku mendengar mereka tertawa diluar saat aku 
berdiri didalam kegelapan, awalnya kupikir mereka akan mengeluarkanku 
sebentar lagi, tapi tidak, mereka bilang mereka akan menjemputku esok 
dipagi hari, mereka meninggalkanku,
 aku tidak percaya, itu sungguh keterlaluan.
 
 aku mulai merasa takut dan mencoba mendorong pintunya sekuat tenagaku, 
tapi jangankan terbuka, bergeser pun tidak. butuh 4 orang temanku untuk 
memindahkannya tadi.
 
 aku tidak dapat melihat apapun dalam 
pekatnya kegelapan, aku semakin gugup, lalu duduk dan mempersiapkan diri
 untuk menghabiskan waktu semalaman didalam makam, biasanya, aku bukan 
tipe orang yang mudah takut, tapi duduk dalam ruangan sempit yang 
benar-benar gelap bersama beberapa mayat mulai membuatku panik.
 tidak adanya ventilasi disana membuatku sedikit sulit bernafas.
 
 aku duduk sendirian dengan gemetar, mungkin berjam-jam lamanya, lalu 
tiba-tiba, aku mendengar suara mendecit pelan, awalnya kukira itu hanya 
imajinasiku, namun suara itu makin nyaring dan terdengar seperti sesuatu
 sedang mencakar-cakar dinding.
 aku meringkuk di salah satu pojok dan menutup kedua telingaku, namun suara itu tetap terdengar dan semakin bertambah keras.
 
 kemudian, saat aku merasa hampir kehilangan kewarasanku, pekikan 
mengerikan menggema didalam kegelapan, menusuk sampai ke tulang, jeritan
 panjang dan memilukan dari rasa sakit dan takut yang tak terperi. 
kemudian menjelma menjadi suara seorang gadis kecil terisak-isak, 
tangisan menyedihkan dari seseorang yang telah diabaikan tanpa secuilpun
 harapan.
 
 pada titik itu, aku seperti ikut merasakan semua duka
 dan rasa sakit, ketakutanku sirna untuk beberapa saat, penderitaannya 
seakan terlalu berat dan entah mengapa, aku mencoba menggapainya dan 
membuatnya merasa lebih nyaman, tapi aku menahan diri, takut akan apa 
yang nanti kusentuh dalam gelap.
 
 sesaat kemudian, aku mendengar
 suara derakan keras dan melihat pintu makam perlahan terbuka, lega, aku
 segera berlari menuju cahaya matahari diluar, dan melihat teman-temanku
 didepan gereja. 
 
 saat mereka menyadariku, mereka segera 
menghampiriku dan menatapku dengan bingung, mereka mengelilingiku 
kemudian  melihat kedalam makam, terdapat banyak goresan berdarah di 
pintunya.
 
 mereka memeriksa tanganku, namun jari-jariku tak 
terluka, aku memaki mereka habis-habisan karena telah mengunciku didalam
 sana dan memaksa untuk segera pulang kerumah.
 
 saat kami beranjak menuju mobil, salah satu temanku menoleh dan berkata padaku "lihatlah wajahmu"
 
 ketika aku melihat pantulanku sendiri dari kaca spion, wajahku penuh 
dengan darah, ada lima garis berwarna merah gelap dipipiku, seperti 
seseorang telah mengusap wajahku  lembut dengan jari-jarinya yang penuh 
darah saat aku duduk dalam gelap, entahlah.
 mungkin hanya ingin merasakan hangatnya kehadiran manusia lain untuk yang pertama kalinya selama ratusan tahun.
 
Judul : Julia Legare (Stories)
Deskripsi :    beberapa tahun yang lalu, aku dan teman-temanku mengunjungi Edisto  Island guna menjelajahi gereja tua Presbyterian, kami semua telah  me...